Source Code

WEB, DESKTOP, MOBILE, Mata Kuliah, Ebook, Artikel, Jurnal Teknologi Informasi, Inspirasi , Motivasi, Literasi, Seputar Islam dan Cerita Lucu

Gambar Koala

Monday 25 April 2016

Enterprise Architecture Planning

Enterprise Architecture Planning

Arsitektur enterprise, yang merupakan salah satu disiplin dalam system informasi, memiliki definisi sebagai berikut :
1        Deskripsi misi para stakeholder  yang mencakup parameter informasi, funsionalitas, lokasi, organisasi dan kinerja. Arsitektur enterprise menjelaskan rencana untuk memangun system atau sekumpulan system (Osvalds, 2001)
2     Pendekatan logis, komprehensif, dan holistic untuk merancang dan mengimplementasikan system dan komponen system yang bersama (Parizeau, 2002)
3     Sebuah mekanisme untuk menjamin sumber daya informasi teknologi dari perusahaan /organisasi agar berada pada jalur strategi [riverten, 2002].
4        Tool untuk membantu eksekutif berpikir tentang organisasi secara menyeluruh dan untuk membantu dalam pengambilan keputusan [Paul, 2004].

Enterprise Architecture Planning adalah proses pendefinisian arsitektur dalam penggunaan informasi untuk mendukung bisnis dan rencana untuk mengimplementasikan arsitektur tersebut [spewak, 1992].
Definisi ini mengandung tiga kata kunci :
1.   Architectures (Arsitektur)
Arsitektur merujuk ke tiga arsitektur yang di definisikan yaitu : arsitektur data, arsitektur aplikasi, dan arsitektur teknologi 
2.   Defining (Pendefinisian)
Ini berarti melakukan pendefinisian arsitektur sistem bukan merancang sistem tersebut.
3.   Plan (Rencana)
Arsitektur mendefinisikan apa yang diperlukan dan rencana mendefinisikan kapan mengimplementasikannya.

1.    Komponen Enterprise Architektur Planing (EAP)
Tujuh komponen dan empat lapisan dalam EAP [spewak, 1992], dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 1. Komponen Enterprise Achitectur Planning (EAP)

Enterprise Architecture Perencanaan model terdiri dari empat level:
1.     Layer 1 – Permulaan (Where We Start)
Inisiasi Perencanaan (Planning Initiation), merupakan. Tahap ini terdiri dari penentuan metodoogi yang digunakan, siapa yang akan terlibat, dan tools apa yang kan digunakan. Hasil dari tahapan ini adalah rencana kerja untuk Perencanaan Arsitektur Enterprise dan komitmen manajemen untuk melanjutkan ke enam tahap berikutnya.

2.   Layer 2 – Pemahaman Kondisi Saat Ini (Where We Are Today)
Memodelkan Bisnis (Business Modeling). Tahapan ini mengompilasi dan membangun suatu basis pengetahuan mengenai bisnis dan informasi yang digunakan bisnis saat ini.
Sistem dan Teknologi Saat Ini (Current System & Technology). Tahapan ini mendefinisikan sistem aplikasi dan platform teknologi yang ada untuk mendukung bisnis saat ini. Hasilnya berupa inventasi sistem aplikasi, data, dan platform teknologi yang akan dijadikan dasar untuk rencana migrasi jangka panjang.

3.  Layer 3 – Rencana Masa Depan (Where We Want to Be in the Future)
Definisi yang menggambarkan proses aliran: arsitektur data, arsitektur aplikasi, arsitektur teknologi. Terdiri dari:
•  Arsitektur Data (Data Architecture). Tahapan ini mendefinisikan jenis-jenis data utama yang diperlukan bagi bisnis.
•  Arsitektur Aplikasi (Application Architecture). mendefinisikan jenis-jenis aplikasi yang dibutuhkan untuk mengelola data dan mendukung fungsi bisnis.
•  Arsitektur Teknologi (Technology Architecture). Mendefinisikan platform teknologi yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu lingkungan bagi aplikasi pengelola data dan mendukung fungsi bisnis.
Panah, pada lapisan ini bermakna bawa arsitektur data didefinisikan terdahulu, kemudian mendefinisikan arsitektur aplikasi, dan terakhir adalah arsitektur teknologi.

4.   Layer 4 – Strategi Pencapaian (How to Get There)
Rencana Implementasi (Implementation/Migration Plans). Tahapan ini mendefinisikan urutan untuk implementasi aplikasi, jadwal untuk implementasi, analisis biaya/manfaat, dan mengusulkan jalur untuk migrasi dari kondisi saat ini ke kondisi yang diinginkan.
Tiap-tiap tahapan memiliki langkah-langkah, dan tiap langkah memiliki tugas-tugas tertentu. Penyelesaian tugas-tugas ini akan menghasilkan artifak-artifak arsitektur enterprise.
Perencanaan Arsitektur Enterprise dilakukan dalam 10 tahap yang dimulai dari tahap inisiasi perencanaan hingga tahap transisi dari sistem saat ini menuju implementasi. Seluruh tahap tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut :


2.         Perbedaan EAP dengan Sistem Informasi Tradisional
EAP memiliki perbedaan dengan perancangan sistem informasi yang tradisional dalam empat hal, yaitu:
1.   Arsitektur dapat ditemukan dalam model bisnis fungsional.
Pendekatan tradisional untuk perencanaan sistem tidak dimulai dengan definisi secara keseluruhan dari bisnis tersebut, namun dimulai dengan kelompok sistem analis yang bertanya, “Sistem apa yang Anda butuhkan?” Pendekatan modern untuk perencanaan sistem dimulai dengan sistem analis yang bertanya, “Apa saja yang menjadi critical success factor?” atau dapat juga diintepretasikan sebagai “Informasi apa yang paling Anda butuhkan?”
2.   EAP mendefinisikan data sebelum aplikasi.
Pendekatan tradisional memulai dengan menentukan aplikasi apa saja yang diperlukan untuk mendukung bisnis dan apa saja yang dapat diselesaikan oleh aplikasi tersebut. Langkah berikutnya adalah menentukan data apa saja yang harus diproses. Pada EAP, arsitektur pertama mendefinisikan semua data yang diperlukan untuk mendukung bisnis. Setelah arsitektur tersebut selesai, arsitektur berikutnya mendefinisikan semua aplikasi yang diperlukan untuk mengolah data tersebut.
1.     EAP menggunakan  keterkaitan data untuk membatasi rencana implementasi.
Pada pendekatan tradisional, setelah pertanyaan “Sistem apa yang Anda butuhkan untuk mencapai tujuan?,” sistem analis akan bertanya, “Sistem mana yang akan diimplementasikan terlebih dahulu?” Pihak eksekutif perusahaan memegang peranan untuk menentukan prioritas pengembangan sistem.
Pendekatan EAP menentukan prioritas tersendiri. Keterkaitan data akan
menentukan urutan ideal untuk pengembangan aplikasi. Selain untuk pengembangan aplikasi, keterkaitan data ini akan mendorong rencana implementasi.
4.  EAP mempertimbangkan baik operasional jangka pendek dan fokus strategi jangkapanjang dalam menggunakan informasi dan teknologi untuk mendukung bisnis.
Pendekatan tradisional berfokus secara ekslusif terhadap masalah jangka pendek. Biasanya pendekatan ini hanya memperhatikan area bisnis yang akan
memberikan kontribusi keuntungan dalam waktu dekat. EAP mempertimbangkan tujuan bisnis jangka panjang. Oleh karena itu, EAP akan menunjukkan rencana yang feasibel untuk mencapai tujuan dengan biaya yang masuk akal.



No comments:

Post a Comment